KOTA MALANG - Kota Malang terus melangkah menuju pendidikan yang lebih inklusif dengan menghadirkan inovasi terbaru dalam pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang memperkenalkan dua terobosan, yaitu Sinau Mandiri Bersama Anak Satwimaba Istimewa (SIMBA ASIA) di SMP Negeri 2 dan Layanan Siswa Istimewa Galas Berwirausaha (NASI TIGA BERAS) di SMP Negeri 13. Selasa (30/7).
Kedua inovasi ini merupakan respons terhadap kebutuhan pembelajaran diferensiasi yang dirancang untuk mendukung siswa istimewa dengan pendekatan berbasis kurikulum Merdeka Belajar. SIMBA ASIA, yang diluncurkan pada 2023, bertujuan untuk mengoptimalkan potensi siswa dengan pelatihan kemandirian serta dukungan sosial melalui program Sahabat Siswa. Program ini melatih siswa dalam keterampilan sehari-hari, seperti memasang kancing dan menyeterika, serta menyediakan pendampingan sebaya untuk memfasilitasi adaptasi sosial mereka.
Baca juga:
Wapres RI ke Sulsel Bahas MPP dan UMKM
|
Kepala SMPN 2, Riatiningsih, S.Pd, MM, mengungkapkan bahwa SIMBA ASIA telah menunjukkan hasil positif dengan meningkatkan rata-rata nilai akademik siswa istimewa dari 20% menjadi 82%. Penerapan prinsip 4P (Penyesuaian, Penyederhanaan, Penghilangan, dan Penggantian) juga membantu guru dalam memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sementara itu, SMP Negeri 13 memperkenalkan NASI TIGA BERAS, sebuah program yang mengintegrasikan pembelajaran kontekstual dan kewirausahaan sejak 2022. Program ini memberikan keterampilan praktis seperti membuat telur asin dan beternak ayam ras, bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dan mengembangkan potensi mereka dalam bidang kewirausahaan.
Wakil Kepala Sekolah SMPN 13, Sinthian Susan, M.P, menekankan pentingnya program ini dalam memberikan kesempatan yang setara bagi siswa istimewa untuk mengembangkan potensi mereka tanpa adanya perbedaan.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, SE, MM, menegaskan komitmen untuk melayani semua siswa, termasuk yang berkebutuhan khusus, meski ada keterbatasan tenaga pendidik. Inovasi SIMBA ASIA dan NASI TIGA BERAS merupakan hasil replikasi dari program sebelumnya, Jarik Ma’Siti, yang telah mendapat penghargaan dari KemenPANRB.
Penjabat Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM, mendukung penuh upaya ini dan berharap inovasi-inovasi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut serta memberikan pendidikan berkualitas yang setara untuk semua siswa, dalam rangka mendukung Indonesia Emas 2045.
Keberhasilan SIMBA ASIA dan NASI TIGA BERAS juga mendapatkan pengakuan dari KemenPANRB, dengan kedua program tersebut masuk dalam 5 Terbaik Inovasi Kelompok Replikasi Inovasi Kluster Kota pada Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi (PKRI) 2024. Kota Malang juga mengajukan dua inovasi lain, yaitu Belajar Menyenangkan Bersama Siswa Spesial (Benang Mass) dan Spenturo Ramah Inklusi (Serasi).
Pentingnya layanan publik inklusif di Kota Malang terbukti dengan berbagai inovasi sebelumnya seperti Jarik Ma’Siti, BREXIT, dan layanan inklusi braille, menunjukkan komitmen Pemkot Malang dalam menciptakan ekosistem inklusif yang berkelanjutan. (Jon)